Tentang Perguruan Tahta Mataram Pulau Bali
Banyak cerita menarik Tentang Perguruan Tahta Mataram dan Pulau Bali, yang berkiatan dengan adat, budaya, tradisi, nama, sejarah dan lain-lain. Sebelum kita menginjak lebih jauh tentang perkembangan Tahta Mataram di Bali, terlebih dahulu akan kita ceritakan sedikit tentang Perguruan Tahta Mataram dan Pulau Bali.
Dalam pengembangan cabang Tahta Mataram khususnya di daerah Bali seringkali mendapat kendala dari mulai perijinan, pro dan kontra dengan penduduk setempat dan lain sebagainya yang semuanya berkaitan dengan adat dan budaya di Pulau Bali. Pulau Bali sendiri merupakan daerah yang masih memiliki adat budaya yang terjaga dan amat kental tradisinya hingga sekarang. Banyak para pengunjung, budayawan dan wisatawan berdatangan ke pulau Bali untuk melihat keanekaragaman adat dan budaya khas Bali.
Namun untuk Perguruan Tahta Mataram sendiri sulit sekali masuk untuk membuka dan mengembangkan perguruan disana. Banyak permintaan pembukaan cabang di Pulau Bali dari berbagai pihak yang tidak bisa terlaksana dengan baik. Hal itu dikarenakan sudut pandangan dan pemahaman yang salah kaprah dari orang-orang Bali khususnya tentang nama Tahta Mataram. Jelas sekali Pulau Bali dulunya merupakan keturunan dari trah Majapahit, sedangkan yang kita masukan kesana adalah nama Tahta Mataram dan orang Bali sendiri bertolak belakang dengan trah kerajaan Mataram. Hal ini yang sering menghambat perkembangan Perguruan Tahta Mataram di Pulau Bali.
Padahal sejatinya dan sesungguhnya Perguruan Tahta Mataram bukanlah trah dari kerajaan Majapahit, nama Tahta Mataram sendirir dicetuskan oleh para pendiri yang mempunyai maksud dan singkatan “Tahta” yang artinya singgasana atau suatu tempat sedangkan “Mataram” adalah singkatan daripada Manusia Tangguh dan Ramah. Dan kami tegaskan sekali lagi nama Tahta Mataram bukan diambil dari trah kerajaan mataram atau keturunan kerajaan Mataram melainkan sebuah nama yang mengandung arti “Tempat Berkumpulnya Manusia Tangguh dan Ramah” .
Namun Tahta Mataram tetap tidak berhenti begitu saja, sosialisasi dan pemberian pemahaman yang benar kepada sauara-saudara kita di Pulau Bali terus kita berikan, dengan harapan Tahta Mataram dapat diterima dengan baik oleh penduduk Bali dan dapat mengubah sudut pandang yang sebelumnya bertolak belakang menjadi selaras dan sepaham.
Berjalannya waktu akhirnya Perguruan Tahta Mataram berhasil mengubah sudut pandang tersebut dan berhasil membuka kepelatihan di Pulau Bali yang pertama kalinya. Pelatihan perdana dihadiri oleh kurang lebih 30 orang anggota regular dan 8 orang anggota diklat khusus yang nantinya akan menjadi cikal bakal dan ujung tombak Perguruan Tahta Mataram di Pulau Bali. Ini semua sebagai salah satu bukti bahwa perbedaan pendapat dan sudut pandang tidaklah menjadi penghalang untuk saling bersaudara, saling membantu dan saling menghormati satu dengan yang lainnya. Indonesia adalah Negara kesatuan dengan beragam budaya dan adat istiadatnya, ragam budaya dan adat istiadat menjadi sumber kekayaan yang tidak ternilai, dalam perbedaan adat dan budaya tersebut kita tetap bisa menjadi satu tanah air dan bisa melebur bersama menjaga persatuan dan perdamaian khususnya di Negara kita tercinta ini.
Harapan kami kedepannya, semoga Tahta Mataram di Pulau Bali semakin maju dan berkembang serta dapat membantu menyatukan tali persaudaraan untuk semua kalangan masyarakat tanpa membedakan RAS, suku, budaya dan Agama. Dan semoga dengan berkembangnya Tahta Mataram dimanapun berada dapat menjadi generator penggerak utama untuk membangun perdamaian dan persatuan bangsa melalui ikatan Persaudaraan ini.